04 November 2019
Kini Sumber Air di Distrik Kelila Su Dekat
Air bersih merupakan bagian fundamental bagi kehidupan setiap manusia untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, akses terhadap air bersih merupakan hak dasar setiap orang dalam memperoleh standar hidup yang layak. Sayangnya, pemenuhan akan kebutuhan air bersih pada skala global belum sepenuhnya terselesaikan. Indonesia yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan pun tak lantas luput dari persoalan ini.
Berangkat dari isu tersebut, PBB menetapkan poin Sustainable Development Goals (SDGs) nomor enam yaitu Menjamin Ketersediaan dan Manajemen Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan bagi Semua. Pada tahun 2030 dalam milestone SDGs setiap negara diharapkan telah mampu mewujudkan 100persen akses air bersih dan sanitasi untuk penduduknya.
Selaras dengan poin SDGs tersebut, Pemerintah Indonesia telah menyusun kebijakan yang diuraikan secara lebih mendetail dalam RPJMN 2015-2019, di mana Indonesia sendiri telah menetapkan target lebih awal yaitu pencapaian 100 persen akses air bersih yang layak di akhir tahun 2019. Pada Kementerian PUPR sendiri, pemenuhan kebutuhan air bersih ini diterjemahkan dalam gerakan 100-0-100 bidang Cipta Karya, yaitu 100 persen akses aman air minum, 0 persen kawasan permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi l ayak.
Pada pelaksanaannya, hingga tahun 2018 gap pemenuhan kebutuhan air bersih masih cukup banyak. Mengutip data BPS tahun 2018, capaian akses air bersih yang layak saat ini di Indonesia baru mencapai 72,55 persen. Dengan kata lain, sekitar 33,4 juta penduduk Indonesia masih kekurangan air bersih. Data Susenas tahun 2017 menunjukkan provinsi dengan akses rumah tangga terhadap sumber air minum layak terendah salah satunya adalah Provinsi Papua yaitu sebesar 59,09 persen.
Provinsi Papua merupakan bagian dari wilayah penyelenggaraan PISEW tahun 2018 yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada salah satu kecamatan pelaksanaannya yang bernama Distrik Kelila, isu belum terpenuhinya kebutuhan air bersih juga masih menjadi permasalahan utama. Distrik Kelila ini merupakan salah satu distrik di Kabupaten Mamberamo Tengah yang terletak 42 kilometer jauhnya atau sekitar 5 jam waktu tempuh dari Ibukota kabupaten.
Secara geografis, Distrik Kelila memiliki luas wilayah sebesar 20.800 Ha dengan jenis topografi berbukit. Distrik ini terdiri atas sembilan belas kampung, namun pelaksanaan PISEW berfokus kepada dua kampung yaitu Kampung Binime dan Kampun Kelila yang menjadi desa pusat pertumbuhan dan desa penunjangnya.
Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih dirasakan sebagian besar penduduk Distrik Kelila, di mana mereka harus berjalan kaki menempuh jarak yang cukup jauh dari permukiman demi mengambil air bersih dari sumber air ataupun sungai dan membawanya ke rumah dengan jeriken. Berdasarkan hasil observasi, waktu yang harus ditempuh masyarakat untuk mencapai sumber air beragam mulai dari 15 hingga 30 menit. Hal ini dikarenakan belum terdapatnya instalasi pipa air bersih yang tersalurkan ke masing-masing rumah tangga.
Cakupan pelayanan air bersih yang tidak memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat di suatu wilayah seperti ini menunjukan indikasi rendahnya taraf hidup masyarakat di sana. Korelasi tersebut ditunjukkan dengan kondisi beberapa penduduk di Distrik Kelila yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Jika dilihat dari kondisi perekonomian masyarakatnya, secara umum penduduk Distrik Kelila bermata pencaharian sebagai petani pada lereng-lereng gunung dengan komoditas palawija seperti jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran lainnya.
Didasari urgensi atas penanganan masalah air bersih, BKAD Distrik Kelila bersama masyarakat lainnya membangun infrastruktur air bersih dengan fasilitasi pendanaan melalui kegiatan PISEW sebesar Rp 600 juta. Dengan sejumlah dana tersebut, jenis infrastruktur yang dibangun meliputi instalasi pipa air bersih sepanjang 1.542 meter, kran air bersih umum sebanyak 2 unit, penangkap mata air sebanyak 1 unit, hidran umum sebanyak 4 unit. Pembangunan infrastruktur air bersih ini ditargetkan untuk dapat melayani kurang lebih 60 KK. Dengan dibangunnya infrastruktur air bersih tersebut, kini masyarakat dapat lebih mudah mengakses air bersih melalui hidran umum dan kran air bersih umum yang tersedia di Kampung Binime dan Kampung Kelila. Lokasi dipilih berdasarkan pertimbangan teknis dan jangkauan jarak yang lebih dekat dengan permukiman warga.
Peningkatan akses pelayanan dasar air bersih memang tidak serta merta berdampak pada pengurangan kemiskinan di Distrik Kelila, tetapi pembangunan ini sangat membantu meringankan beban hidup sekaligus meningkatkan kualitas hidup mereka. Setidaknya, kini air su dekat. (TPP PISEW/RFY)