Disable Preloader

Baca Berita

31 Mei 2019

KREATIVITAS MASYARAKAT DI KAWASAN WISATA KERAJINAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN.

Mendengar kata Yogyakarta, yang terbayang pasti destinasi wisata yang seolah nggak ada habisnya. Provinsi ini menyimpan banyak destinasi wisata menarik. Mulai dari keindahan alam Gunung Merapi dan sepanjang pesisir pantai selatan, warisan budaya berupa kraton dan benteng, kuliner gudeg, hingga wisata kerajinan yang tak kalah menarik.

Salah satu destinasi wisata kerajinan produksi industri rumah tangga ada di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman. Kecamatan Minggir memiliki luas 27,27 km2 dan terdiri dari 5 desa dan 68 dusun. Pada bagian Utara berbatasan dengan Kecamatan Tempel dan Kabupaten Magelang Jawa tengah, bagian Timur dengan Kecamatan Seyegan dan Godean, bagian Selatan dengan Kecamatan Moyudan, dan bagian Barat dengan Kabupaten Kulon Progo. Letak geografis ini menjadikan posisi kecamatan Minggir sangat strategis karena dilalui jalur antar kabupaten bahkan Provinsi. Kecamatan Minggir juga merupakan pintu masuk ke kabupaten Sleman dari sebelah Barat.

Desa Sendang Agung merupakan desa yang menjadi desa utama untuk pemasaran kerajinan yang terdapat di Kawasan Minggir. Kerajinan yang dipasarkan berasal dari desa-desa di sekitarnya. Berbagai produk industri rumah tangga yang dipasarkan, antara lain kerajinan mendong, batik, wayang, bambu, enceng dan debog, serta produk olahan makanan. Mendong sendiri adalah tanaman khas yang ada di Desa Sendangagung. Tanaman ini banyak dibudidayakan oleh warga  di Dusun Minggir II.  Tanaman ini menjadi ciri khas di wilayah kecamatan Minggir dan banyak dibuat menjadi tikar.

Kerajinan dari bambu jenis bambu apus atau "pring apus" menghasilkan perabot rumah tangga seperti besek, tenggok, tumbu, tambir, tampah, kalo, tas serat  dan kepang, serta penghias rumah seperti lampu gantung.  Untuk industri makanan, khas di daerah Minggir yang terkenal adalah keripik belut, keripik paru, keripik bayam, slondok, dan jenang dodol. Keripik belut dihasilkan di daerah Pakeran dan Krompakan, sedangkan jenang dodol tersebar di berbagai desa, salah satunya adalah Krompakan. Terdapat beberapa binaan UKM kerajinan tersebut antara lain dari Unit Pelaksana Kegiatan BKAD maupun dari kelompok perorangan, menampung olahan hasil kerajinan dari pengrajin yang berasal dari 5 desa yang ada di kecamatan Minggir.

Karena banyaknya pengerajin di Kawasan Minggir maka dibutuhkan sarana pemasaran yang dapat meningkatkan penghasilan pengerajin. Sarana pemasaran yang dibangun berupa bangunan showroom UMKM 2 lantai. Dengan rincian 1 showroom (4x16 m), 1 Kios 4x4, 1 los lantai 2 (4,5x26 m), dan 3 toilet. Acuan spesifikasi beton yaitu K250 setara dengan campuran 1 : 1,5 : 2,5. Adapun pekerjaan yang dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat berupa penambahan kanopi kios, tanaman, penambahan cat, upah tenaga kerja penyempurnaan finishing bangunan, dan compound ember serta perataan tanah halaman depan.

Alokasi dana sebesar 600 juta rupiah yang digunakan untuk pembangunan sarana pemasaran ini dapat dimanfaatkan oleh 51 KK yang berada di Kawasan MInggir. Sarana pemasaran ini sudah diresmikan oleh Bapak Camat Minggir dan juga telah dikunjungi oleh Gusti Kanjeng Ratu Hemas, permaisuri dari Sri Sultan Hamengkubuwana X.

Gambar Terkait